Rabu, 16 November 2011

IAA (IT Telkom Against AIDS)


IT TELKOM AGAINST AIDS 2011
Sebuah gebrakan yang dilakukan oleh mahasiswa IT Telkom dalam rangka memperingati hari AIDS nanti pada tanggal 1 Desember 2011 dilakukan beberapa kegiatan salah satunya yang merupakan opening dari acara IAA (IT TELKOM AGAINST AIDS) ini yaitu seminar anti AIDS. Bertempat di Gedung Serbaguna IT Telkom pukul 18.30, menurut Novan Ardian selaku ketua pelaksana acara ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian kita selaku mahasiswa terhadap virus HIV serta orang dengan HIV AIDS dan harapan ke depannya kita menjadi mengerti bahaya HIV AIDS serta mampu berperan aktif dalam upaya mengurangi HIV. Dalam sambutannya, Wakil Rektor 2 IT Telkom menyatakan rasa terima kasihnya kepada panitia yang hingga hari ini masih peduli terhadap AIDS sekaligus membuka acara seminar ini.


Film pendek tentang AIDS
Acara yang dijadwalkan pukul 18.30 itu baru dimulai pukul 19.00. Acara ini dibuka oleh 2 orang mahasiswa IT Telkom dan kemudian dilanjutkan dengan perkenalan moderator Andi Dianardi atau yang lebih kita kenal dengan sapaan “Mas Andi Kungpow Chicken” dan penayangan film pendek tentang AIDS. Dengan setting panggung ala Talkshow beken di tanah air dan alunan piano dari salah satu panitia menambah meriah acara ini.

Menurut Kisi Leoni, salah seorang bintang tamu dari Rumah Cemara yaitu LSM yang bergerak dalam bidang peduli AIDS. HIV dan AIDS merupakan dua hal berbeda yang tidak dapat dipisahkan. Penderita HIV tidak dapat dilihat dengan kasat mata meski dihadapkan pada bukan penderita sekalipun di cermin yang sama. Dan seperti yang kita ketahui, banyak orang yang menyamakan persepsi keduanya. Sebenarnya, HIV adalah virus dan AIDS adalah suatu keadaan dimana kekebalan tubuh seseorang sangatlah lemah sehingga mudah terserang penyakit. Ia menyatakan bahwa setiap orang rentan terkena penyakit AIDS. Oleh karena itu, kita haruslah waspada terhadap hal-hal yang dinyatakan terhadap penyebab AIDS ini. Diantaranya jarum suntik yang tidak steril, penggunaan obat yang tidak sesuai dengan dosis dan tentunya seks bebas menjadi penyebab utama penyakit ini. ARV merupakan obat yang dapat menekan virus HIV. Di Rumah Cemara sendiri, 85% staffnya merupakan penderita HIV/AIDS dan memiliki member positif HIV 4.317 jiwa. Anggota LSM juga mengatakan bahwa info tentang HIV dapat diperoleh dari media sosial seperti facebook, twitter, dan lain sebagainya sebagai pengganti buku. Di Bandung penderita HIV sendiri mencapai 3.000 jiwa dari total 5.000 penderita se-Jawa Barat dan hasil ini mengalami perubahan setiap tahunnya.
Bintang tamu lainnya yaitu Yudhi Wahyudi, salah seorang penderita AIDS. Penderita ini menceritakan bahwa ia divonis mengidap AIDS pada tahun 1999 sebagai penderita HIV positif. Ia menyatakan bahwa dirinya terkena AIDS berawal mula dari kecanduan obat-obatan terlarang sejak SMP dan pada tahun 1996 keluar masuk bui. Penderita terakhir kali menggunakan putaw sebelum divonis. Saat tidak menggunakan obat-obatan tersebut pengguna merasa sakau, rasanya seperti types dengan sakit 5 kali lipat. Selama 11 tahun, ia hidup sebagai pecandu dan pengidap AIDS. Penderita diwajibkan meminum obat setiap 12 jam seumur hidupnya. Supply donor darah dan obat 80% bagi penderita AIDS merupakan sumbangan dari luar negeri. Karena ia bertekad kuat untuk sembuh dan lepas dari penyakit AIDS ini dan juga berusaha menyesuaikan diri dengan komunitas yang dapat mensupport agar  terhindar untuk kembali menggunakan putau, akhirnya membawanya pada kehidupan yang lebih baik. Saat ini ia menjalani kehidupan seperti halnya kita, mempunyai istri dan anak yang ternyata dinyatakan negatif HIV. Apabila rata-rata imun manusia normal adalah 350-1000, penderita HIV dapat mengalami penurunan hingga di bawah 350. Dan Yudhi dapat mengembalikan keadaan sistem imunnya pada angka 600 setelah direhabilitasi.

Sujidwo Tedjo sedang memberikan materi tentang AIDS
Seminar yang sangat inspiratif ini banyak mengajak melangkah dan berbuat sesuatu terhadap masalah AIDS yang kian meningkat. Seniman beken Agus Hadi Sujidwo atau yang lebih kita kenal dengan ‘Sujidwo Tedjo’ menyebutkan bahwa bagi setiap orang yang menganggap AIDS itu buruk, jangan pernah kalian mendengar lagu-lagu karya orang besar yang juga mengidap AIDS. Beliau juga mengatakan, jangan pernah membenci setiap sesuatu yang jelek, karena akan berdampak balik sebagai karma. Sebagai salah satu contoh kasusnya adalah di Bandung saat ini mengalami perbedaan dengan yang dahulunya, karena sekarang diwajibkan menggunakan helm setiap kali berkendara.

Sampai saat ini kepedulian pemerintah Indonesia terhadap AIDS masih sangat minim dibandingkan dengan pemerintah luar negeri yang tidak tanggung-tanggung memberikan pelayanan pencegahan agratis terhadap ODHA (Orang dengan HIV AIDS) dan pelayanan cek kesehatan gratis lainnya. Bahkan terdapat penyuluhan bagi oaring-orang yang ingin menjalani hubungan tanpa harus menularkan virus HIV itu.

Panitia memberikan plakat kepada Sujidwo Tedjo


Ada satu pernyataan menarik yang dikatakan oleh seorang atlet softball yaitu Furki Syahroni dan kami rasa cukup mewakili seluruh rangkaian acara ini, yaitu “Janganlah kalian jauhi ODHA (Orang dengan HIV AIDS) tapi jauhilah virusnya.”
Furki Syahroni, Kisi Leoni, Yudi Wahyudi, dan Sujidwo Tedjo (dari kiri ke kanan)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar